RUMAH HONAI
(IRIAN JAYA)
PENDAHULUAN
Rumah adat
Honai, oleh suku Dani dan beberapa suku yang mendiami wilayah pegunungan tengah
Papua, rumah Honai sudah dikenal sejak lama di Kabupaten Jayawijaya. Rumah
Honai ini memang didesain khusus sebagi rumha yang melindungi dari hawa dingin
khususnya di daerah pegunungan papua. Sampai saat ini, honai secara
turun-temurun masih dibangun sesuai dengan tradisi dan kondisi setempat.
Sebenarnya nama dari honai dibentuk dari dua kata. Pertama yaitu “Hun” yang
berarti pria dewasa dan “Ai” yang berarti rumah. Berarti rumah honai mempunyai
arti “rumah laki-laki dewasa”. Bukan saja milik laki-laki dewasa, kaum
perempuan juga mempunyai honai, hanya saja dalam istilah atau nama yang
berbeda. Untuk kaum wanita, honai disebut “Ebeai”. Seperti halnya honai, Ebeai
terdiri dari dua kata, yakni “Ebe” atau dalam pengertian kehadiran tubuh dan
“Ai” yang berarti rumah.
Rumah adat
Honai, rumah tradisional dari Irian jaya atau lebih dikenal dengan Papua. Rumah
Honai ini berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat menyimpan alat-alat perang
atau sebagi tempat symbol tetua atau tokoh-tokoh adat, juga sebagai tempat
mendidik anak-anak, tempat bermusyawarah masyarakat pegunungan papua. Pada
zaman dahulu rumah honai biasa digunakan untuk mengatur strategi perang. Suku
Dani merupakan suku yang biasa menghuni rumah Honai ini. Selain suku Dani ada
juga suku Assolokobal yang juga menghuni rumah Honai ini.
BAB II
TOPOLOGI BANGUNAN
Rumah Honai,
rumah ini berbentuk kubah atau dome yang dipuncak atasnya mengkerucut,
berfungsi melindungi seluruh permukaan dinding agar tidak terkena air hujan.
Rumah adat honai mempunyai pintu kecil dan tidak memiliki jendela,
diperuntukkan bagi kaum perempuan. Dalam rumah honai ini akan terasa cukup
hangat dan gelap karena tidak ada celah bagi cahaya maupun udara luar yang
masuk kedalam. Rumah honai memiliki satu pintu pendek, sehingga mengharuskan
orang menunduk pada saat memasuki rumah honai, hal ini dimaksudkan sebagai
simbol penghormatan bagi rumah atau sopan santun.
Bentuknya yang
bulat, berpintu kecil, dan tidak berjendela difungsikan agar mampu mengurangi
cuaca sehingga dapat melindungi yaitu dari udara dingin di pegunungan Papua.
Rumah honai biasanya mempunyai diameter 5 sampai 7 meter dan tinggi antara 2
sampai 2,5 meter. Pada bagian tengah rumah terdapat tempat untuk api unggun
sebagai penghangat di dalam rumah Honai.
Gambar 1. Rumah
honai dilihat dari halaman pemukiman warga dari kejauhan
|
Gambar 2. Rumah
honai dilihat dari halaman pemukiman masyarakat suku Dani, terlihat di
samping-samping rumah terdapat tanaman sebagai kebun mereka.
|
Gambar 3. Rumah
honai dilihat dekat yaitu bagian pintu depan rumah.
|
Bangunan rumah
adat honai ini biasanya terdiri dari 2 lantai, dimana dibagian bawah dan atas
dihubungkan dengan tangga yang terbuat dari kayu. Dibagian lantai bawah dalam
rumah, difungsikan sebagai ruang tidur, dan lantai bagian atas difungsikan
untuk ruang bersantai dengan keluarga atau aktivitas lainnya.
Rumah honai
mempunyai tiga tipe atau jenis, yaitu untuk kaum laki-laki disebut Honai, kaum
wanita disebut Ebeai, dan satu lagi adalah kandang babi disebut Wamai.
Kemudian, suku di papua ini sangat menghormati Honela. Honela adalah rumah yang
sebenarnya. Rumah yang sangat perlu untuk dihormati. Honela sendiri adalah
rumah honai yang berukuran lebih besar. Honela sangat perlu dihormati karena
menurut kepercayaan suku dirumah inilah semua manusia dilahirkan. Menghormati
Honela berarti menghormati ibu dan adat budaya. Honela sendiri adalah
sebagaipusat dari pemukiman rumah-rumah honai yaitu berupa dapur.
Rumah honai
memiliki filosofi yang dipegang teguh oleh suku Dani, mencerminkan nilai-nilai
adat yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Rumah adat honai
mempunyai dsain yang sederhana karena agar mempermudah aktifitas suku yang
sering berpindah-pindah atau nomaden.
Rumah honai
tidak dibangun dengan sembarangan, biasanya faktor alam menjadi pertimbangan
penting untuk membangun honai. Aspek keamanan, resiko bencana, dan hal-hal yang
akan dihadapi menjadi pertimbangan dalam pembangunan honai. Dalam pembuatan
rumah adat perlu adanya tuturan dari pendeta atau tetua adat. Rumah honai
posisi pintu sengaja dibuat diposisi arah tebitnya matahari dan terbenamnya
matahari.
Rumah adat honai
dengan tidak memiliki jendela berpintu kecil juga mempunyai fungsi untuk
menghindari dari serangan binatang buas yang berada di area sekitar hutan di
pegunungan Irian Jaya. Pada rumah honai meiliki pondasi yang terbuat dari kayu
sage yang didirikan dengan ditancapkan kedalam tanah, pondasi ini berfungsi mempertahankan
ketahanan struktur rumah dan memiliki fleksibiltas untuk bergerak bersama
gempa. Dinding pada rumah honai dibuat menggunakan papan sehingga dapat
menerima getaran gempa dengan sangat baik, dan dapat menyerap udara dingin dan
panas. Dari tumah honai karena terbuat dari bahan-bahan alam, rumah ini tidak
dapat bertahan lama. Namun ketidaktahanlamaan rumah adat honai mencirikan bahwa
kehidupan suku dani yang senang berpindah-pindah.
BAB III
KEARIFAN LOKAL DALAM BANGUNAN
Pada bangunan
honai yang bentuknya bulat melingkar mempunyai makna dengan kesatuan dan
persatuan yang paling tinggi kita mempertahankan budaya yang telah
dipertahankan oleh nenek moyang kita dari dulu hingga saat ini, dengan tinggal
di dalam satu honai maka kita memiliki satu hati, dan satu tujuan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. Honai merupakan simbol dari kepribadian.
Dalam adat rumah
honai dipisahkan antara laki-laki dan perempuan karena dalam adat dan budaya
suku di Papua, meski sudah berkeluarga masyarakat suku Dani tidak boleh hidup
atau tinggal dalam satu honai. Pemisahan itu berarti, bagaimana masyarakat suku
Dani menjaga hubungan antara lelaki dan perempuan. Ada waktu khusus diman
seorang laki-laki bisa bertemu dengan seorang perempuan.
Kehidupan
masyarakat suku Dani yang bermata pencaharian dengan berkebun dan berternak
maka untuk beternak dibangun rumah khusus untuk hewan ternak yang disebut
Wamai. Dan disamping Wamai sendiri biasanya di buat sebagai tempat bercocok
tanam atau berkebun. Masyarakat suku Dani biasa menanam umbi-umbian.
Didalam rumah
honai tak ada satupun barang-barang yang tidak terbuat dari bahan-bahan alam,
rumah honai dibuat benar-benar agar menyatu dengan alam, sehingga masyarakat
suku penghuni rumah honai dapat hidup selaras dengan alam.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari rumah adat
Honai kita dapat mempelajari bahwa Honai mempunyai filosofis yang sangat dalam.
Banyak makna dan pelajaran yang terdapat dalam rumah tradisional ini, bukti
tradisi yang dibuat oleh orang-orang terdahulu kita sangat bermanfaat bagi
generasi penerusnya, dapat dilihat dari filosofi bangunan Rumah honai ini. Pada
rumah tradisional inilah tempat generasi awal masyarakat pegunungan tengah
papua dilahirkan dan dibesarkan. Honai juga menjadi tempat belajar mengenai
arti sebuah kehidupan dan hubungan timbal balik antara manusia dengan alam
maupun dengan sang pencipta. Kita sepatutnya sebagai generasi penerus harus
menjaga keunikan rumah tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun
agar tetap terjaga keunikan dan pelajaran yang kita dapatkan dapat terus
mengalir kegenerasi berikutnya.
Daftar Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar