Minggu, 21 Juni 2015

Rumah Honai (Irian Jaya)


RUMAH HONAI
(IRIAN JAYA)


BAB I
PENDAHULUAN

    Rumah adat Honai, oleh suku Dani dan beberapa suku yang mendiami wilayah pegunungan tengah Papua, rumah Honai sudah dikenal sejak lama di Kabupaten Jayawijaya. Rumah Honai ini memang didesain khusus sebagi rumha yang melindungi dari hawa dingin khususnya di daerah pegunungan papua. Sampai saat ini, honai secara turun-temurun masih dibangun sesuai dengan tradisi dan kondisi setempat. Sebenarnya nama dari honai dibentuk dari dua kata. Pertama yaitu “Hun” yang berarti pria dewasa dan “Ai” yang berarti rumah. Berarti rumah honai mempunyai arti “rumah laki-laki dewasa”. Bukan saja milik laki-laki dewasa, kaum perempuan juga mempunyai honai, hanya saja dalam istilah atau nama yang berbeda. Untuk kaum wanita, honai disebut “Ebeai”. Seperti halnya honai, Ebeai terdiri dari dua kata, yakni “Ebe” atau dalam pengertian kehadiran tubuh dan “Ai” yang berarti rumah.
Rumah adat Honai, rumah tradisional dari Irian jaya atau lebih dikenal dengan Papua. Rumah Honai ini berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat menyimpan alat-alat perang atau sebagi tempat symbol tetua atau tokoh-tokoh adat, juga sebagai tempat mendidik anak-anak, tempat bermusyawarah masyarakat pegunungan papua. Pada zaman dahulu rumah honai biasa digunakan untuk mengatur strategi perang. Suku Dani merupakan suku yang biasa menghuni rumah Honai ini. Selain suku Dani ada juga suku Assolokobal yang juga menghuni rumah Honai ini.

BAB II
TOPOLOGI BANGUNAN


Rumah Honai, rumah ini berbentuk kubah atau dome yang dipuncak atasnya mengkerucut, berfungsi melindungi seluruh permukaan dinding agar tidak terkena air hujan. Rumah adat honai mempunyai pintu kecil dan tidak memiliki jendela, diperuntukkan bagi kaum perempuan. Dalam rumah honai ini akan terasa cukup hangat dan gelap karena tidak ada celah bagi cahaya maupun udara luar yang masuk kedalam. Rumah honai memiliki satu pintu pendek, sehingga mengharuskan orang menunduk pada saat memasuki rumah honai, hal ini dimaksudkan sebagai simbol penghormatan bagi rumah atau sopan santun.

Bentuknya yang bulat, berpintu kecil, dan tidak berjendela difungsikan agar mampu mengurangi cuaca sehingga dapat melindungi yaitu dari udara dingin di pegunungan Papua. Rumah honai biasanya mempunyai diameter 5 sampai 7 meter dan tinggi antara 2 sampai 2,5 meter. Pada bagian tengah rumah terdapat tempat untuk api unggun sebagai penghangat di dalam rumah Honai.
Gambar 1. Rumah honai dilihat dari halaman pemukiman warga dari kejauhan
Gambar 2. Rumah honai dilihat dari halaman pemukiman masyarakat suku Dani, terlihat di samping-samping rumah terdapat tanaman sebagai kebun mereka.

Gambar 3. Rumah honai dilihat dekat yaitu bagian pintu depan rumah.
Bangunan rumah adat honai ini biasanya terdiri dari 2 lantai, dimana dibagian bawah dan atas dihubungkan dengan tangga yang terbuat dari kayu. Dibagian lantai bawah dalam rumah, difungsikan sebagai ruang tidur, dan lantai bagian atas difungsikan untuk ruang bersantai dengan keluarga atau aktivitas lainnya.
Rumah honai mempunyai tiga tipe atau jenis, yaitu untuk kaum laki-laki disebut Honai, kaum wanita disebut Ebeai, dan satu lagi adalah kandang babi disebut Wamai. Kemudian, suku di papua ini sangat menghormati Honela. Honela adalah rumah yang sebenarnya. Rumah yang sangat perlu untuk dihormati. Honela sendiri adalah rumah honai yang berukuran lebih besar. Honela sangat perlu dihormati karena menurut kepercayaan suku dirumah inilah semua manusia dilahirkan. Menghormati Honela berarti menghormati ibu dan adat budaya. Honela sendiri adalah sebagaipusat dari pemukiman rumah-rumah honai yaitu berupa dapur.
Rumah honai memiliki filosofi yang dipegang teguh oleh suku Dani, mencerminkan nilai-nilai adat yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Rumah adat honai mempunyai dsain yang sederhana karena agar mempermudah aktifitas suku yang sering berpindah-pindah atau nomaden.
Rumah honai tidak dibangun dengan sembarangan, biasanya faktor alam menjadi pertimbangan penting untuk membangun honai. Aspek keamanan, resiko bencana, dan hal-hal yang akan dihadapi menjadi pertimbangan dalam pembangunan honai. Dalam pembuatan rumah adat perlu adanya tuturan dari pendeta atau tetua adat. Rumah honai posisi pintu sengaja dibuat diposisi arah tebitnya matahari dan terbenamnya matahari.
Rumah adat honai dengan tidak memiliki jendela berpintu kecil juga mempunyai fungsi untuk menghindari dari serangan binatang buas yang berada di area sekitar hutan di pegunungan Irian Jaya. Pada rumah honai meiliki pondasi yang terbuat dari kayu sage yang didirikan dengan ditancapkan kedalam tanah, pondasi ini berfungsi mempertahankan ketahanan struktur rumah dan memiliki fleksibiltas untuk bergerak bersama gempa. Dinding pada rumah honai dibuat menggunakan papan sehingga dapat menerima getaran gempa dengan sangat baik, dan dapat menyerap udara dingin dan panas. Dari tumah honai karena terbuat dari bahan-bahan alam, rumah ini tidak dapat bertahan lama. Namun ketidaktahanlamaan rumah adat honai mencirikan bahwa kehidupan suku dani yang senang berpindah-pindah.

BAB III
KEARIFAN LOKAL DALAM BANGUNAN

Pada bangunan honai yang bentuknya bulat melingkar mempunyai makna dengan kesatuan dan persatuan yang paling tinggi kita mempertahankan budaya yang telah dipertahankan oleh nenek moyang kita dari dulu hingga saat ini, dengan tinggal di dalam satu honai maka kita memiliki satu hati, dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Honai merupakan simbol dari kepribadian.
Dalam adat rumah honai dipisahkan antara laki-laki dan perempuan karena dalam adat dan budaya suku di Papua, meski sudah berkeluarga masyarakat suku Dani tidak boleh hidup atau tinggal dalam satu honai. Pemisahan itu berarti, bagaimana masyarakat suku Dani menjaga hubungan antara lelaki dan perempuan. Ada waktu khusus diman seorang laki-laki bisa bertemu dengan seorang perempuan.
Kehidupan masyarakat suku Dani yang bermata pencaharian dengan berkebun dan berternak maka untuk beternak dibangun rumah khusus untuk hewan ternak yang disebut Wamai. Dan disamping Wamai sendiri biasanya di buat sebagai tempat bercocok tanam atau berkebun. Masyarakat suku Dani biasa menanam umbi-umbian.
Didalam rumah honai tak ada satupun barang-barang yang tidak terbuat dari bahan-bahan alam, rumah honai dibuat benar-benar agar menyatu dengan alam, sehingga masyarakat suku penghuni rumah honai dapat hidup selaras dengan alam. 

BAB IV
KESIMPULAN


Dari rumah adat Honai kita dapat mempelajari bahwa Honai mempunyai filosofis yang sangat dalam. Banyak makna dan pelajaran yang terdapat dalam rumah tradisional ini, bukti tradisi yang dibuat oleh orang-orang terdahulu kita sangat bermanfaat bagi generasi penerusnya, dapat dilihat dari filosofi bangunan Rumah honai ini. Pada rumah tradisional inilah tempat generasi awal masyarakat pegunungan tengah papua dilahirkan dan dibesarkan. Honai juga menjadi tempat belajar mengenai arti sebuah kehidupan dan hubungan timbal balik antara manusia dengan alam maupun dengan sang pencipta. Kita sepatutnya sebagai generasi penerus harus menjaga keunikan rumah tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun agar tetap terjaga keunikan dan pelajaran yang kita dapatkan dapat terus mengalir kegenerasi berikutnya.

Daftar Pustaka

0 komentar:

Posting Komentar